Sunday, March 27, 2016

Batik Tulungagung

Batik Gajah Mada 
Tulungagung

GriyaWisata.com
Daerah Tulungagung Jawa Timur memiliki hasil karya yaitu Batik. Tentu sudah tak asing lagi dengan batik, hampir semua orang di Indonesia mengetahui, batik memiliki bermacam wujud tentu kalian tahu batik itu ada yang berwujud pakaian, sarung, taplak meja serta wujud yang lain. Batik ini menjadi ciri khas orang Indonesia sempat juga negara luar mencoba meniru hasil karya Indonesia yang kini menjadi budaya. batik juga banyak di produksi di daerah Yokyakarta. Pekalongan, Solo, sebagai kiblat batik yang berkuaitas. tetap sekarang ada juga batik Madura, Tuban dan juga tak kalah bagus batik Tulungagung Jawa Timur. 
Batik Tulungagung sebenarnya sudah ada sejak dahulu dan banyak  ,malahan punya perkumpulan koperasi yang bernama Batik Tulungagung singkat jadi (BTA),sekarang BTA dikenal sebagai nama perempatan di tengah kab.Tulungagung. Saat ini batik di Tulungagung berhasil bangkit dari keterpurukan. Pabrik batik yang masih berjalan dan termasuk yang terbesar di sini adalah batik Gajah Mada yang dimiliki pak. Danu berada di desa Mojosari kec.Kauman Kalangbret Tulungagung bagian barat. Selain di tempat itu ada juga di kec.Ngantru dan kedungwaru.

Gajah Mada kini memiliki perusahaan batik sendiri yaitu,  showroom 2 tempat dan sudah bisa memasarkan batik secara Internasional. B atik terdiri dari 2 jenis yaitu batik cap dan batik tulis, karena batik tulis lebih rumit untuk membuatnya maka semakin mahal. Bahan yang biasa di gunakan untuk membuat batik adalah kain(mori, katun, sutra), prada, soga, plastisin, dan soda. Sekarang untuk membuat pola batik bisa dengan komputer ataupun teknologi yang lain. Bagaimana temen-temen makanya mulai sekarang kita harus melestarikan semua yang ada di negara kita agar tidak direbut oleh negara lain.

contoh batik tulis cucak rowo


Pesona batik Tulungagung terletak pada tingkat keberanian memadukan warna untuk menghasilkan batik dengan warna yang berbeda. Dari yang kebanyakan berwarna coklat maupun hitam, kini lebih berani dengan memainkan warna yang lebih cerah.

M. Anies Muchsan (64), perajin batik dengan nama "Barong Gung" ini mengatakan, membuat batik bukanlah proses yang cukup mudah. Selain memerlukan ketelatenan, juga membutuhkan kesabaran karena harus teliti.

Membuat batik, baginya merupakan sebuah kebanggaan tersendiri. Selain dapat melanjutkan usaha keluarga yang didapat secara turun temurun, juga sebagai upaya untuk melestarikan tradisi.

Menurut pria yang beralamat di Desa Mojosari, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung, batik Tulungagung berani dalam membuat perpaduan warna ketimbang batik dari daerah lainnya. Bahkan, karena berani memadukan warna tersebut, batik dari Tulungagung mampu bertahan hingga sekarang dan menjadi batik andalan.

"Kalau dulu, batik hanya digunakan untuk `nyamping` (untuk dibuat jarit sebagai bawahan dari baju) dan warnanya masih klasik. Namun, untuk saat ini sudah ada perubahan, dengan berani memadukan warna, sehingga dapat berubah untuk keperluan sektor lain," katanya mengungkapkan.

Menurut dia, batik Tulungagung tidak berbeda jauh dengan batik dari daerah lainnya. Yang membedakan adalah motif, serta kekuatan warna yang merupakan ciri khas dari daerah tersebut. Beberapa motif yang paling banyak dibuat di Tulungagung antara lain "buket ceprik gringsing","buket ceprik pacit ungker", serta "lereng buket". Ketiga motif tersebut merupakan satu di antara 86 motif yang dimiliki para perajin di Tulungagung.




No comments:

Post a Comment